Santunan Yatim Piatu dan Jompo Desa Cibodas, Palabuhanratu – Sukabumi, Jawa Barat

Santunan Yatim Piatu dan Jompo Desa Cibodas, Palabuhanratu – Sukabumi, Jawa Barat

Jakarta – Yayasan Wijaya Peduli Bangsa kembali menunjukkan kepeduliannya dengan mengadakan acara santunan untuk yatim piatu dan jompo di Desa Cibodas, Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Acara yang dihadiri oleh 450 warga setempat ini berlangsung dengan penuh kehangatan dan haru.

Dalam kesempatan tersebut, Eddy Wijaya, perwakilan dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, berkesempatan untuk berbincang dengan Bapak H. Ibaduloh Muchtar, selaku Kepala Desa Cibodas. Bapak H. Ibaduloh Muchtar mengungkapkan bahwa Desa Cibodas memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, mulai dari sektor pertanian seperti cengkeh, pete dan durian. Ia berharap dengan hadirnya para investor, potensi tersebut dapat digali lebih dalam dan mampu menggerakkan perekonomian desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Eddy Wijaya menyampaikan apresiasinya terhadap potensi yang dimiliki Desa Cibodas dan berjanji akan berusaha untuk mendukung pengembangan desa melalui berbagai program bantuan dan investasi. Ia berharap bantuan yang diberikan oleh Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dapat bermanfaat bagi warga desa Cibodas, khususnya para yatim piatu dan jompo yang menerima santunan.

Acara santunan ini bukan hanya sekadar pemberian bantuan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antara Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dengan warga Desa Cibodas. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi banyak pihak untuk turut serta dalam membantu sesama dan membangun masyarakat yang lebih sejahtera.

Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, Yayasan Wijaya Peduli Bangsa berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di Desa Cibodas. Harapannya, melalui kolaborasi antara yayasan, pemerintah desa, dan para investor, Desa Cibodas dapat menjadi desa yang maju dan sejahtera.

Kisah Pemulung di Tengah Himpitan Kemewahan Jakarta

Kisah Pemulung di Tengah Himpitan Kemewahan Jakarta

Jakarta – Yayasan Wijaya Peduli Bangsa kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Kali ini, yayasan tersebut mengadakan kunjungan ke Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat, untuk memberikan bantuan kepada para lansia yang hidup dalam kondisi memprihatinkan. Eddy Wijaya, selaku Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, memimpin langsung kegiatan ini dengan penuh semangat dan kehangatan.

Pada kunjungan tersebut, Eddy Wijaya berkesempatan berbincang dengan Pak Sukar, seorang lansia yang sehari-harinya mengais rezeki sebagai pemulung. Pak Sukar hidup seorang diri, dan kehidupannya penuh dengan tantangan. Bahkan untuk kebutuhan dasar seperti air minum, Pak Sukar sering kali harus meminta kepada tetangganya. Kondisi ini menggambarkan betapa beratnya perjuangan hidup yang harus dilalui oleh Pak Sukar setiap hari.

“Saya terkadang harus meminjam uang ke tetangga untuk makan dan minum,” ungkap Pak Sukar dengan suara lirih. Ia menceritakan bagaimana dirinya sempat memiliki hutang sebesar 200 ribu rupiah, yang baru bisa ia lunasi setelah satu tahun berjuang. Cerita Pak Sukar menggugah hati Eddy Wijaya dan tim dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, yang berusaha memberikan dukungan dan bantuan yang lebih dari sekadar materi.

Dalam kunjungan tersebut, Yayasan Wijaya Peduli Bangsa tidak hanya memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, tetapi juga berupaya memberikan semangat dan harapan kepada para lansia yang mereka temui. Eddy Wijaya menegaskan bahwa yayasan ini berkomitmen untuk terus membantu masyarakat, terutama mereka yang paling rentan dan membutuhkan uluran tangan.

“Kita semua adalah bagian dari masyarakat yang sama. Tugas kita adalah saling membantu dan memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Yayasan Wijaya Peduli Bangsa akan terus berupaya memberikan bantuan dan dukungan kepada para lansia seperti Pak Sukar,” ujar Eddy Wijaya.

Kunjungan ini juga menjadi momen refleksi bagi para anggota yayasan dan masyarakat sekitar. Betapa pentingnya peran serta dan kepedulian bersama dalam membangun komunitas yang lebih kuat dan saling mendukung. Yayasan Wijaya Peduli Bangsa berharap kegiatan seperti ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk ikut serta dalam gerakan sosial, membantu sesama, dan menciptakan perubahan positif di tengah masyarakat.

Dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi, Yayasan Wijaya Peduli Bangsa terus berjuang untuk memberikan dampak positif dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang paling membutuhkan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagi organisasi dan individu lain untuk turut berperan aktif dalam memberikan bantuan dan perhatian kepada para lansia dan kelompok rentan lainnya.

Menebar Kasih dan Harapan untuk Lansia di Mangga Dua Selatan

Menebar Kasih dan Harapan untuk Lansia di Mangga Dua Selatan

Jakarta – Pada hari Jumat yang cerah di Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat, Yayasan Wijaya Peduli Bangsa kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat melalui acara Jumat Berkah. Acara ini ditujukan untuk memberikan bantuan sembako kepada para lansia yang membutuhkan. Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, yang telah lama aktif dalam berbagai kegiatan sosial, berfokus pada upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai lapisan.

Eddy Wijaya selaku Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Eddy mengungkapkan rasa syukurnya dapat kembali berbagi dengan masyarakat, khususnya para lansia yang sering kali terlupakan. “Di balik kemewahan mall di depan, ternyata ada pemukiman yang jauh dari diharapkan. Dan kini Yayasan Wijaya Peduli Bangsa melakukkan Jumat Berkah dengan memberikan sembako kepada lansia agar bisa meringankan beban mereka,” kata Eddy Wijaya.

Para lansia yang hadir tampak antusias dan bersyukur menerima bantuan sembako. Salah satu penerima bantuan, Ibu Daifah, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Yayasan Wijaya Peduli Bangsa. “Bantuan ini sangat berarti bagi kami, terutama di masa-masa sulit seperti sekarang. Apalagi saya harus tetap mencari nafkah untuk cucu-cucu saya. Semoga yayasan ini terus diberkahi dan bisa terus membantu masyarakat,” ujarnya.

Selain memberikan bantuan sembako, acara Jumat Berkah ini juga diisi dengan sesi bincang-bincang dan doa bersama. Eddy Wijaya menyempatkan diri untuk berbincang dengan beberapa lansia, mendengarkan cerita dan harapan mereka. Interaksi ini tidak hanya mempererat hubungan antara yayasan dan masyarakat, tetapi juga memberikan semangat dan dukungan moral kepada para lansia.

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan sosial seperti ini secara rutin. Eddy Wijaya mengajak semua pihak untuk bersama-sama bergotong-royong membantu mereka yang membutuhkan. “Kita semua punya peran dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan saling membantu. Semoga kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar,” tutup Eddy.

Pengalaman Unik Ibu Linda Puluhan Tahun Jadi Pemandi Jenazah

Pengalaman Unik Ibu Linda Puluhan Tahun Jadi Pemandi Jenazah

Jakarta – Yayasan Wijaya Peduli Bangsa kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat yang membutuhkan dengan menggelar acara Jumat Berkah di Pademangan, Jakarta Utara. Acara yang dilaksanakan pada hari Jumat ini dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, Eddy Wijaya, yang secara langsung membagikan bantuan dan berinteraksi dengan warga setempat.

Di tengah acara tersebut, Eddy Wijaya menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan Ibu Linda, seorang warga Pademangan yang sudah puluhan tahun mengabdikan dirinya sebagai pemandi jenazah. Perjuangan Ibu Linda dalam pekerjaan yang penuh makna ini menjadi sorotan utama dalam perbincangan mereka.

Eddy Wijaya memulai percakapan dengan menanyakan tentang bagaimana Ibu Linda memulai pekerjaannya. “Ibu Linda, bisa ceritakan sedikit tentang bagaimana Ibu memulai pekerjaan sebagai pemandi jenazah dan apa motivasi Ibu dalam menjalani pekerjaan ini?” tanya Eddy Wijaya dengan penuh perhatian.

“Awalnya dari niat, kita semua akan meninggal dan hal itu membuat saya berkaca. Saya sudah menjadi pemandi jenazah sejak umur 30-an. Untuk pekerjaan ini, biasanya saya menunggu panggilan dari orang yang membutuhkan jasa pemandi jenazah,” ungkapnya.

Eddy Wijaya kemudian menanyakan tentang tantangan atau rasa takut yang dihadapi Ibu Linda dalam pekerjaannya. “Apa saja tantangan yang Ibu hadapi selama menjalani pekerjaan ini dan bagaimana Ibu mengatasinya?” tanya Eddy.

“Nggak ada rasa takut saat menjadi pemandi jenazah. Saya sendiri juga tidak tahu mengapa saya tidak merasakan rasa takut. Sampai sekarang juga saya tidak pernah mengalami kejadian yang aneh-aneh. Meskipun ada yang janggal-janggal tapi tidak terlalu yang berlebihan,” kata Ibu Linda.

Acara Jumat Berkah yang digelar oleh Yayasan Wijaya Peduli Bangsa di Pademangan, Jakarta Utara, bukan hanya sekadar kegiatan sosial, tetapi juga menjadi momen untuk menghargai dan memberikan dukungan kepada individu-individu yang bekerja dengan penuh dedikasi dan ketulusan, seperti Ibu Linda. Semoga kisah inspiratif ini dapat memotivasi lebih banyak orang untuk peduli dan berbagi dengan sesama.

Perjuangan Ibu Suparmi Menghidupi Cucu-Cucunya

Perjuangan Ibu Suparmi Menghidupi Cucu-Cucunya

Jakarta – Yayasan Wijaya Peduli Bangsa kembali melaksanakan kegiatan sosial Jumat Berkah, kali ini diadakan di daerah Pademangan Barat, Jakarta Utara. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen yayasan untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung, khususnya janda dan anak yatim piatu. Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, Eddy Wijaya, hadir langsung dalam acara tersebut dan berbincang-bincang dengan beberapa penerima bantuan.

Salah satu yang sempat berbincang dengan Eddy Wijaya adalah Ibu Suparmi, yang akrab dipanggil Ibu Isu. Ibu Isu mengelola sebuah warung kecil yang menjadi sumber penghidupannya. Dalam perbincangan tersebut, Ibu Isu menceritakan bagaimana penghasilannya dari warung kecil hanya cukup untuk membayar sewa tempat tinggal, air, dan makan sehari-hari.

Ibu Isu saat berbincang-bincang dengan Eddy Wijaya. (Foto: wijayapedulibangsa.or.id)                                                    Ibu Isu saat berbincang-bincang dengan Eddy Wijaya. (Foto: wijayapedulibangsa.or.id)

 

“Kehidupan saya sehari-hari bergantung pada warung kecil ini. Penghasilan yang saya dapatkan hanya cukup untuk membayar sewa tempat tinggal, air, dan makan,” ungkap Ibu Isu. Eddy Wijaya mengungkapkan rasa kagumnya terhadap keteguhan Ibu Isu dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. “Kami dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa datang dengan tujuan untuk berbagi harapan dengan kasih,” ujar Eddy Wijaya.

Selain memberikan paket sembako kepada Ibu Isu, yayasan juga membagikan bantuan serupa kepada 30 janda dan 16 anak yatim piatu di daerah tersebut. Paket sembako yang dibagikan berisi berbagai kebutuhan pokok. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban penerima dan membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ibu Isu saat berbincang-bincang dengan Eddy Wijaya. (Foto: wijayapedulibangsa.or.id)                                             Ibu Isu saat berbincang-bincang dengan Eddy Wijaya. (Foto: wijayapedulibangsa.or.id)

Eddy Wijaya menegaskan bahwa kegiatan sosial seperti Jumat Berkah akan terus dilaksanakan secara rutin. “Yayasan Wijaya Peduli Bangsa berkomitmen untuk terus membantu masyarakat yang membutuhkan. Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” tambahnya.

Kegiatan Jumat Berkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk peduli dan berbagi dengan sesama. Dengan berbagi, masyarakat dapat saling menguatkan dan membangun kebersamaan yang kokoh. Eddy Wijaya dan seluruh tim Yayasan Wijaya Peduli Bangsa bertekad untuk terus hadir di tengah-tengah masyarakat dan memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa Gelar Jumat Berkah untuk Janda dan Anak Yatim Piatu di Pademangan Barat

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa Gelar Jumat Berkah untuk Janda dan Anak Yatim Piatu di Pademangan Barat

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa kembali melaksanakan kegiatan sosial Jumat Berkah. Kegiatan Jumat Berkah ini merupakan bagian dari komitmen Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dalam membantu masyarakat yang kurang beruntung. Kali ini, yayasan memberikan paket sembako kepada 30 janda dan 16 anak yatim di Kampung Pademangan Barat.

Paket sembako yang dibagikan berisi berbagai kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, mie instan, dan bahan makanan lainnya. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban penerima.

Jumat Berkah untuk Janda dan Anak Yatim di Pademangan Barat. (Foto: EdShareOn.com)                                               Jumat Berkah untuk Janda dan Anak Yatim di Pademangan Barat. (Foto: EdShareOn.com)

 

Ketua Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, Eddy Wijaya, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama dan upaya untuk menciptakan kebersamaan serta solidaritas di tengah masyarakat. “Kami berharap bantuan ini dapat memberikan manfaat dan sedikit meringankan beban mereka yang membutuhkan,” ujar Eddy Wijaya.

Selain memberikan bantuan sembako, Yayasan Wijaya Peduli Bangsa juga berinteraksi dengan warga setempat untuk mendengarkan aspirasi dan kebutuhan mereka. Para penerima bantuan merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini dan menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada yayasan.

Jumat Berkah untuk Janda dan Anak Yatim di Pademangan Barat. (Foto: EdShareOn.com)                                              Jumat Berkah untuk Janda dan Anak Yatim di Pademangan Barat. (Foto: EdShareOn.com)

                                      

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan sosial seperti Jumat Berkah secara rutin. Yayasan ini percaya bahwa dengan berbagi dan membantu sesama, masyarakat dapat saling menguatkan dan membangun kebersamaan yang kokoh.

Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian, Yayasan Wijaya Peduli Bangsa berharap dapat terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan. Kegiatan Jumat Berkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk peduli dan berbagi dengan sesama.

Makan Siang dan Bercengkrama Bersama Kurir Online di Jumat Berkah

Makan Siang dan Bercengkrama Bersama Kurir Online di Jumat Berkah

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat dengan menggelar acara Jumat Berkah di Pademangan, Jakarta Utara. Pada acara kali ini, yayasan membagikan makan siang gratis kepada para kurir online Shopee Express sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka dalam melayani masyarakat.

Acara ini disambut dengan antusias oleh para kurir Shopee Express. Mereka yang sehari-hari sibuk mengantarkan berbagai paket ke pelanggan, merasa sangat terbantu dan dihargai oleh inisiatif dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Pembagian makan siang gratis ini tidak hanya memberikan keringanan secara finansial, tetapi juga menjadi bentuk dukungan moral bagi para kurir yang bekerja di lapangan.

Jumat Berkah Yayasan Wijaya Peduli Bangsa di Mangga Dua. (Foto: EdShareOn.com)

                                                   Kegiatan Jumat Berkah Yayasan Wijaya Peduli Bangsa. (Foto: EdShareOn.com)

“Kali ini, kami dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa mengadakan Jumat Berkah lagi. Dan kali ini berada kawasan Pademangan Jakarta Utara. Semoga acara Jumat Berkah ini bisa memberikan mereka semangat untuk bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga mereka,” ujar Eddy Wijaya selaku Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa.

Ketika membagikan paket makan siang gratis, Eddy Wijaya sempat menanyakan seorang kurir online yang tangannya terluka. “Kenapa tangannya mas?” tanya Eddy Wijaya. “Tabrakan,” sahut kurir online tersebut. “Hati-hati ke depannya, jangan sampai jatuh dan tabrakan lagi,” pesan Eddy Wijaya.

Selain itu, Eddy Wijaya juga sempat makan siang dan bercengkrama dengan para kurir online. Ia juga menanyakan seperti apa aktivitas dari para kurir online. “Mulai kerja biasanya jam berapa?” tanya Eddy Wijaya. “Dari pagi jam 6,” jawab seorang kurir online. “Jam 6 masuk kerja? Pulang jam berapa?” sahut Eddy. “Kalau kurir sampai selesai. Paling malam jam 9,” tutur kurir online tersebut. “Yang penting kerja itu utamakan keselamatan,” pesan Eddy Wijaya.

Jumat Berkah Yayasan Wijaya Peduli Bangsa di Mangga Dua. (Foto: EdShareOn.com)

                                          Kegiatan Jumat Berkah Yayasan Wijaya Peduli Bangsa. (Foto: EdShareOn.com)

Rozanal selaku penanggung jawab Hub Pademangan Shopeexpress mengucapakan terima kasih kepada Yayasan Wijaya Peduli Bangsa yang sudah melakukan kegiatan Jumat Berkah. “Terima kasih atas acara Jumat Berkah untuk kurir-kurir saya yang beroperasional. Kami diberikan rejeki berupa makan siang yang membuat semangat kerjanya makin bertambah. Sekali lagi terima kasih untuk Yayasan Wijaya Peduli Bangsa,” ujar Rozanal.

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa memang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial, mulai dari bantuan kesehatan, pendidikan, hingga pemberdayaan masyarakat. Melalui program Jumat Berkah, yayasan ini berusaha untuk terus hadir di tengah-tengah masyarakat dan memberikan kontribusi nyata bagi mereka yang membutuhkan. “Akhirnya selesai acara Jumat Berkah kali ini. Berbagi harapan dengan kasih bersama Yayasan Wijaya Peduli Bangsa,” tutup Eddy Wijaya.

Berita Duka, Jampidum Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Berita Duka, Jampidum Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Kabar duka datang dari Korps Adhyaksa, pasalnya Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung (Kejagung), Fadil Zumhana meninggal dunia. Kabar mengejuykan ini disampaikan oleh Kejaksaan RI melalui akun Instagram resminya pada 11 Mei 2024.

“Innalillahi wa innalillahi roji’un, telah berpulang Bapak Dr. Fadil Zumhana (Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum),” tulis Kejagung.

Dilansir dari situs resmi Kejaksaan RI, Fadil Zumhana punya pengalaman yang luas dalam Korps Adhyaksa. Sebagai alumnus Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Surabaya dari 2010 hingga 2011.

Pada April 2011, Fadil Zumhana dipindahkan ke posisi Asisten Bidang Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) di Kejaksaan Negeri (Kejari) Jawa Barat. Pada saat itu, posisi Kajari Surabaya diganti oleh Mukri.

Dalam perannya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur dan Jampidum, Fadil Zumhana diakui sebagai pemimpin yang tegas, konsisten, dan berintegritas. Keberaniannya dalam mengambil keputusan kerap membuatnya dianggap sebagai sosok pemimpin yang keras.

Restorative Justice Berhasil Bebaskan Tersangka dari Polsek Pringsewu, Lampung

Restorative Justice Berhasil Bebaskan Tersangka dari Polsek Pringsewu, Lampung

Restorative justice (keadilan restoratif) dapat didefinisikan sebagai keadilan yang mengedepankan pemulihan atas kerugian atau penderitaan yang timbul akibat suatu tindak pidana. Keadilan restoratif dapat dicapai melalui proses kerjasama antara semua pemangku kepentingan. 

Kerjasama Eddy Wijaya selaku Ketua Umum dan Febrina Lesisie Tantina selaku Ketua dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dengan Jaksa Agung, S.T. Burhanuddin terbangun setelah viral video dari ibu tersangka yang sangat membutuhkan bantuan agar tercapai restorative justice.

Peran dan upaya dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa di Pringsewu semakin melancarkan proses restorative justice dimaksud. Yayasan Wijaya Peduli Bangsa  juga melakukan komunikasi intens dengan pihak terkait di samping membantu secara moril dan materil pada keluarga tersangka. 

Saat dihubungi, tersangka Angga Fitrianto menceritakan, nekat mencuri sepeda karena butuh uang untuk menghidupi keluarganya. Apalagi saat itu, Angga yang berprofesi sebagai supir tidak tetap belum juga mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. “Saya memang khilaf,” ujarnya. 

Eddy Wijaya, Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa. (Foto: EdShareOn.com)                                                   Eddy Wijaya, Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa. (Foto: EdShareOn.com)

Kasus pencurian tersebut berlanjut hingga Angga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Ayah empat anak tersebut ditangkap anggota Mapolsek Pringsewu dan menjadi tahanan karena sudah ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap melanggar Pasal 363 ayat 2 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara. “Hasil mencuri tersebut uangnya saya gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari anak-anak saya,” ujar Angga.

Meskipun Angga telah membuat surat perdamaian, meminta maaf dan memberikan ganti kerugian kepada korban, dan korban telah memaafkan Angga, namun proses hukum tetap berlanjut karena kejahatan yang dilakukan Angga bukan merupakan delik aduan. Kemudian berkas dinyatakan lengkap dan dibawa ke Kejaksaan Negeri Pringsewu. 

Ibunda Angga kemudian membuat video kondisi ketelantaran anak-anak Angga yang kemudian menjadi viral. Dalam video tersebut, ibunda Angga memohon agar putranya itu dibebaskan karena merupakan tulang punggung keluarga. Video viral tersebut kemudian mengundang perhatian publik. 

Kepala Kejaksaan Negeri Pringsewu, Ade Indrawan dan Eddy Wijaya. (Foto: EdShareOn.com)                                          Kepala Kejaksaan Negeri Pringsewu, Ade Indrawan dan Eddy Wijaya. (Foto: EdShareOn.com)

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa kemudian berupaya agar Angga dapat dibebaskan melalui jalur restorative justice. Sebagai tulang punggung keluarga, empat orang anaknya pun terlantar. Siapa yang akan mencari nafkah, sementara kehidupan keluarga Angga serba kekurangan.

Febrina dan Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, Eddy Wijaya kemudian memohon kepada Jaksa Agung RI, S.T. Burhanuddin dan pada akhirnya dikabulkan pemberian restorative justice tersebut. Angga kemudian dibebaskan dari tahanan. Kepala Kejaksaan Negeri Pringsewu, Ade Indrawan kepada Eddy Wijaya, Ketua Yayasan Wijaya Peduli Bangsa menyampaikan salah satu hal yang menjadi dasar pertimbangan dibebaskannya Angga dan sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Wijaya Peduli Bangsa yang telah berperan aktif untuk membantu terwujudnya restorative justice.

“Saya sangat berterima kasih kepada Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, yang mana dalam perkara Angga ini yayasan berperan aktif menjembatani atau membantu terwujudnya restorative justice. Ke depan saya berharap atas kebaikan Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dapat lebih meningkatkan perannya dan kegiatan yang sangat bermanfaat pada masyarakat. Yang mana tentunya tujuan yayasan itu sangat mulia kiranya juga dapat menjadi amal dan menjadi sebagai penilaian yang positif dalam kegiatan mereka,” ungkap Ade Indrawan.

Kepala Kejaksaan Negeri Pringsewu, Ade Indrawan dan Eddy Wijaya. (Foto: EdShareOn.com)                                     Kepala Kejaksaan Negeri Pringsewu, Ade Indrawan dan Eddy Wijaya. (Foto: EdShareOn.com)

Bahkan usai mendengar kisah keluarga Angga, Ade Indrawan kemudian memberikan bantuan secara pribadi menebus ijazah SMA anak perempuan Angga, Reva Suci Ramadhan yang masih ditahan pihak sekolah karena menunggak iuran sekolah.

Mungkin, masih banyak kisah Angga lainnya di Indonesia yang melakukan tindakan pidana karena faktor ekonomi. Ini adalah masalah kemanusiaan yang seharusnya menjadikan umat manusia dapat saling peduli terhadap sesama. 

“Terima kasih kepada Bapak Jaksa Agung dan Kepala Kejaksaan Negeri Pringsewu sehingga tersangka Angga bisa kembali berkumpul bersama keluarganya,” pungkas Eddy Wijaya.

Kisah Angga, Terpaksa Mencuri Demi Menghidupi Buah Hati

Kisah Angga, Terpaksa Mencuri Demi Menghidupi Buah Hati

Angga Fitrianto, warga Kabupaten Pringsewu, Lampung yang berprofesi sebagai seorang supir tidak tetap terjerat kasus pencurian. Bermula dari himpitan ekonomi, sehingga ia tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Angga kemudian gelap mata dan mencuri sebuah sepeda.

Kasus pencurian tersebut kemudian dilaporkan korban ke Mapolsek Pringsewu. Petugas kepolisian kemudian menangkap Angga pada 27 Februari 2024. Angga dijerat pasal 363 ayat 2 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.

Angga adalah tulang punggung keluarga dengan tanggungan empat orang anak. Sehingga, dengan ditahannya Angga, praktis empat orang anaknya terlantar dan diurus oleh nenek mereka.Ibunda Angga kemudian membuat video kondisi anak-anak Angga yang kemudian menjadi viral. Terlebih selama menjalani proses hukum, Angga tidak didampingi penasehat hukum. Dalam video tersebut, ibunda Angga memohon agar putranya itu dibebaskan karena merupakan tulang punggung keluarga.

Video viral tersebut kemudian mengundang perhatian Febrina, salah satu Ketua Yayasan Wijaya Peduli Bangsa yang juga merupakan putri daerah Pringsewu, Lampung. Febrina kemudian menghubungi Eddy Wijaya, Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dan membahas terkait bantuan bagi keluarga Angga. Setelah itu, Febrina menghubungi keluarga Angga.

“Saya kemudian berkomunikasi dengan kerabat Angga. Saya melihat kasus ini berdasarkan aspek kemanusiaan. Melihat empat orang anaknya saya merasa miris. Alasan Angga melakukan pencurian juga karena himpitan ekonomi dan tidak ada rekam jejak kriminal sebelumnya. Selama ini Angga belum memiliki penasehat hukum,” ujar Febrina.

Meskipun Angga telah membuat Surat Perdamaian dengan korban, namun proses hukum tetap berlanjut karena kejahatan yang dilakukan Angga bukan merupakan delik aduan. Surat perdamaian tersebut belum dapat membebaskan Angga dari tuntutan pidana yang dilakukannya. Berkas perkara Angga dinyatakan lengkap dan sudah masuk ke Kejaksaan Negeri Pringsewu.

Tim Yayasan Wijaya Peduli Bangsa tanpa kenal lelah terus berupaya agar Angga dapat bebas dan mencari nafkah demi keempat anaknya. Eddy Wijaya, Ketua Umum Yayasan Wijaya Bangsa terus memantau perkembangan kasus tersebut dan akan melakukan upaya restorative justice.