Yayasan Wijaya Peduli Bangsa

Perjuangan Ibu Guru Kembar di Sekolah Darurat Kartini

Perjuangan Ibu Guru Kembar di Sekolah Darurat Kartini

Jakarta – Dalam dunia yang penuh tantangan, ada kisah yang menginspirasi kita untuk tidak menyerah pada keadaan. Salah satunya adalah kisah dua sosok luar biasa, Sri Rossyati dan Sri Irianingsih, yang dikenal sebagai Ibu Guru Kembar. Melalui tangan dingin mereka, Sekolah Darurat Kartini di Lodan, Ancol, Jakarta Utara, berdiri sebagai simbol harapan dan keteguhan hati.

Beberapa waktu lalu, Eddy Wijaya, Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, mengunjungi sekolah ini dan berbincang dengan para pendiri sekaligus kepala sekolah tersebut. Dalam kesempatan tersebut, terungkap bagaimana ibu guru kembar ini, dengan penuh cinta dan tekad, memulai sekolah ini di tahun 90-an. Saat itu, mereka terkejut melihat banyak anak di bawah kolong tol Jakarta yang tidak bersekolah, tinggal di gubuk-gubuk kecil tanpa harapan.

Dengan keberanian, mereka mendekati anak-anak dan bertanya apakah mereka ingin belajar. Jawaban yang mereka dapatkan sederhana namun penuh makna: anak-anak ini bersedia sekolah asal gratis. Seolah tanpa ragu, keesokan harinya, Ibu Guru Kembar kembali dengan papan tulis, pensil, buku, dan penghapus, siap untuk memulai perjalanan pendidikan yang akan mengubah banyak hidup.

Di awal, 150 anak berpartisipasi, belajar tanpa bangunan permanen, hanya dengan semangat dan harapan. Seiring berjalannya waktu, jumlah ini berkembang hingga 600 siswa, dan meskipun mereka sempat memiliki lima lokasi belajar, perjuangan tak berhenti di sana. Pada 2006, sekolah-sekolah mereka mengalami penggusuran, namun ibu kembar ini pantang menyerah dan berhasil mempertahankan satu sekolah di Ancol.

Kisah inspiratif mereka semakin gemilang ketika pada tahun 2012, Sekolah Darurat Kartini akhirnya memiliki bangunan sendiri. Dulu, murid-muridnya mencapai 3.000 anak, dan bahkan sekolah ini menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Kini, meskipun jumlah murid hanya sekitar 100 orang, semangat yang ditanamkan tidak pernah padam.

Sekolah Darurat Kartini bukan hanya memberikan pendidikan formal, tetapi juga keterampilan hidup yang sangat berharga. Para murid dibekali dengan pelatihan tata boga, menjahit, bengkel, hingga tata rias, sehingga mereka siap memasuki dunia kerja. Selain itu, hal yang paling ditekankan oleh Ibu Guru Kembar adalah pentingnya sikap yang baik dan kejujuran, karena bagi mereka, ini adalah fondasi kehidupan yang sukses.

Banyak lulusan Sekolah Darurat Kartini yang telah mencapai keberhasilan luar biasa. Mereka menjadi polisi, tentara, bahkan ada yang menjadi guru, membawa nilai-nilai yang telah mereka pelajari di sekolah tersebut ke dalam profesi mereka.

Kisah Ibu Guru Kembar ini bukan hanya sekadar cerita tentang pendidikan, tetapi tentang perjuangan, ketulusan, dan dedikasi yang tak tergoyahkan untuk memberi kesempatan kepada mereka yang kurang beruntung. Ini adalah pelajaran tentang kekuatan impian dan kemauan keras untuk mewujudkannya. Sekolah Darurat Kartini, dengan segala keterbatasannya, tetap menjadi mercusuar harapan bagi banyak anak-anak di Jakarta, dan inspirasi bagi kita semua.