Jakarta – Pada 15 Februari 2025, Yayasan Wijaya Peduli Bangsa hadir dalam acara Berani Gundul yang diselenggarakan oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). Acara ini menjadi momen yang penuh makna, di mana berbagai pihak berkumpul untuk memberikan dukungan dan semangat kepada anak-anak penderita kanker. YKAKI sendiri didirikan pada 1 November 2006 oleh Aniza M. Santosa dan Ira Soelistyo, terinspirasi dari pengalaman Ira saat merawat anaknya yang menderita kanker di McDonald House, Belanda. Kehadiran Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dalam acara ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus mendukung perjuangan anak-anak melawan kanker.
Dalam acara tersebut, Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, Eddy Wijaya, berkesempatan berbincang dengan para survivor kanker yang telah berhasil mengalahkan penyakitnya. Salah satunya adalah Nurul, seorang survivor kanker meningioma. Nurul didiagnosis menderita kanker pada usia 5 tahun dan baru memulai pengobatan saat berusia 7 tahun. Kini, di usia 23 tahun, ia masih menjalani proses pertumbuhan secara bertahap. Kisah perjuangan Nurul menjadi bukti bahwa kanker bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjuangan yang penuh harapan.
Selain Nurul, Eddy Wijaya juga berbincang dengan Rofifah, seorang survivor kanker tulang yang harus menjalani amputasi kaki. Rofifah didiagnosis kanker tulang pada usia 11 tahun, namun kini ia telah sembuh total dan hanya menjalani kontrol kesehatan rutin. Meski kehilangan kakinya, Rofifah tidak menyerah. Ia kini aktif sebagai Make-Up Artist (MUA) dan pengrajin bucket bunga. Rofifah juga kerap memberikan semangat kepada teman-teman penderita kanker, membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk berkarya dan menginspirasi orang lain.
Yoan, survivor leukemia, juga turut berbagi kisahnya. Ia didiagnosis leukemia pada usia 5 tahun, namun kini telah sembuh total. Yoan tidak hanya berhasil mengalahkan penyakitnya, tetapi juga aktif memberikan semangat kepada para penderita kanker lainnya. Begitu pula dengan Rita, survivor kanker mandibula yang didiagnosis pada usia 16 tahun. Kini, Rita telah sembuh total dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kisah-kisah mereka membuktikan bahwa kanker bisa dikalahkan dengan tekad, dukungan, dan semangat yang kuat.
Kehadiran Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dalam acara Berani Gundul tidak hanya sebagai bentuk dukungan, tetapi juga sebagai ajakan kepada masyarakat untuk turut peduli terhadap perjuangan anak-anak penderita kanker. Melalui acara ini, Yayasan Wijaya Peduli Bangsa ingin menginspirasi lebih banyak orang untuk berkontribusi, baik secara materiil maupun moril, dalam membantu mereka yang sedang berjuang melawan kanker.
Kisah-kisah inspiratif dari para survivor seperti Nurul, Rofifah, Yoan, dan Rita menjadi bukti bahwa kanker bukanlah akhir dari segalanya. Dengan dukungan dan semangat, setiap perjuangan bisa membawa harapan baru. Yayasan Wijaya Peduli Bangsa berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari perjalanan mereka, karena setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini bisa menjadi harapan besar bagi mereka yang membutuhkan. Mari bersama-sama menebar kebaikan dan memberikan semangat kepada mereka yang berjuang!